Pengikut

Awal Menjadi Gigolo

Namaku Sony, wajahku lumayan ganteng, tubuh tinggi dan sexy. Tetapi keadaan ekonomiku kurang mencukupi. Makanya aku pergi ke kota untuk mencari pekerjaan yang dapat memenuhi masa depanku. Pada waktu aku sedang mencari pekerjaan, kulihat ada papan iklan di sudut jalan, "DICARI COWOK DAN CEWEK UNTUK JADI MODEL.." Aku tertarik dan langsung pergi ke tempat yang ditunjukkan papan iklan itu. Setelah sampai, kulihat tempatnya ramai dengan orang yang ikut mendaftar menjadi model. Aku langsung saja masuk ke tempat itu.

Setelah giliranku mendaftar, aku ditanya sama Mbak yang mengurus bagian pendaftaran. Orangnya cantik dan tubuhnya wuih..
"Namanya siapa Mas..?" katanya.
"Sony, Mbak.." kataku sambil melihat wajahnya yang ayu.

"Boleh lihat kartu identitasnya Mas..?" katanya lagi.
"Ini Mbak.." kataku sambil menyerahkan KTP.
"Ok.., sekarang Mas masuk ke ruangan test ya.. Mas jalan aja lurus, terus belok kanan.., nach disitu Mas masuk aja ya..!" katanya.
Lalu aku pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh Mbak itu.

Aku duduk menunggu giliran. Ketika aku sedang menunggu, ada beberapa cewek-cowok yang keluar dari kamar itu dengan kepala tertunduk. Pasti mereka tidak lulus test.. aduh aku jadi takut dan badanku jadi gemetar tidak karuan.
Lalu.., "Mas Sony.." tiba-tiba ada suara memanggil namaku.
Langsung saja aku masuk ke ruangan test. Disitu ada 2 cewek cantik, mereka berdua memakai baju ketat, sehingga susu yang besar terlihat seperti menyembul, dan di bagian bawah mereka hanya memakai rok mini sekitar 10 cm dari 'anu'-nya.

"Mas Sony ya..? Aduh gantengnya. Sudah pernah jadi model sebelumnya..?" katanya.
"Belum pernah Mbak.. Saya baru aja datang dari desa.." kataku lugu.
"Ooo.. sekarang coba buka baju dan celananya Mas ya..?" katanya.
"Lho kok pake buka baju segala sih Mbak..? Emangnya Sony mau diapain..?" kataku.
"Mas mau jadi model nggak..? Kalau mau jadi model, ya harus nurut..! Ya.., ayo cepet gih buka bajunya.. sini biar kami bantu." katanya sambil terus menuju ke arahku untuk melepaskan bajuku, sementara temannya yang satunya melepaskan celanaku.

Lalu sekarang aku sudah setengah telanjang di depan mereka berdua yang cantik itu. Gundukan batang kejantananku di balik celana dalamku terpampang dengan jelas di depan mereka.
"Wow, besar juga ya kontol Mas. Mas Sony udah pernah ngeseks sebelumnya..?" tanyanya ketika melihat gundukan senjata kemaluanku di balik celana dalamku.
"Belum pernah Mbak.. Emangnya kenapa sih Mbak kok nanya yang gituan..?" kataku sambil memandang mereka yang kelihatannya tertarik dengan batang kejantananku yang lumayan besar.
"Begini Mas, kami mencari beberapa model yang masih 'hijau' pengalamannya.."
"Apa hubungannya Mbak jadi model sama pengalaman.. khan lebih banyak pengalamannya maka semakin bagus dia nantinya.." kataku.
"Kami hanya mencari cowok dan cewek yang setengah perawan begitulah.. sekarang saya mau ngetest kontol Mas.. ok..?" katanya sambil terus membuka pakaiannya satu-persatu, sementara yang satunya mendekatiku.

Dia memeluk tubuhku, menciumiku dan meraba-raba tubuhku. Sementara Mbak yang satunya sudah melepas baju ketatnya, sehingga susunya yang besar tergantung bebas. Rupanya dia tidak memakai BH. Wow.., ukurannya besar sekali. Baru kali ini kulihat susu sebesar itu. Lalu dia melepas rok mininya, dan.. ohh.., terpampanglah bentuk kemaluannya yang gundul dan montok itu. Setelah itu dia mendekatiku sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya yang bulat. Aku jadi teransang, dan akhirnya batang kejantananku menegang dan bertambah besar gundukannya di celana dalamku. Dia menggoyangkan tubuhnya sambil menempelkan kemaluannya ke gundukan batang kejantananku. Ohh.., batang kejantananku bertambah keras saja mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Mas Son, CD-nya dibuka ya..? Kasihan yang di dalam pengen ketemu temennya.." katanya sambil dipelorotkannya celana dalamku.
Seketika itu juga batang kejantananku berdiri dengan kokohnya bagaikan "Pedang Nagapuspa".
"Aduh Mas.., kontolnya besar sekali.. eehhmm.." katanya lagi sambil mengurut batang kemaluanku.
Akhirnya aku hanya bisa pasrah, dia terus dengan lembutnya mempermainkan kemaluanku. Lalu aku disuruh tidur telentang. Sementara aku tidur di lantai yang dingin, Mbak itu dengan agresifnya terus mengulum batang kemaluanku.
Sementara itu Mbak yang satunya yang baru saja selesai membuka pakaiannya, langsung saja mengangkangkan kakinya di atas wajahku. Kemaluannya yang dikelilingi bulu lebat itu ditempelkannya di wajahku, lalu digeser-geserkan dengan irama lembut.
Lalu.., "Jilatin dong Mas Son.. eehhmm.." katanya memelas.
Akhirnya kudekatkan juga kepalaku ke lembah kemaluannya. Tercium bau khas vagina, dan kujulurkan lidahku menjilati kemaluannya yang sudah basah itu. Dia mengerang dan menggelinjang kecil menahan nikmat. Kulihat dia meremas sendiri buah dadanya dan memuntir-muntir sendiri puting susunya.
"Oh.. yess.., jilat terus Mas.., ohh.. yess..!" katanya sambil tangannya diangkat sebelah, sempat terlihat olehku bulu ketiaknya yang lebat sekali.
Mbak ini sungguh maniak sekali.

Beberapa saat kemudian dia meronta dengan kuat, "Aaahh.. ohh.. yess.. aargghh..," lalu dia menjepit kepalaku dengan pahanya, lalu menekan tubuhnya ke bawah agar kepalaku menempel lebih kuat lagi ke vaginanya. Aku jadi susah bernafas dibuatnya. Dia tambah mengerang, sementara Mbak yang satunya masih terus mengulum batang jenatananku yang tambah mengeras.
"Lagi Mas.. arghh.. sshh.. yah.. yah.. lagi.. oohh.." makin menggila lagi dia ketika aku mencoba mengulum klitorisnya dan memainkannya dengan lidahku di dalam mulut.
Aku memasukkan lidahku sedalam-dalamnya ke dalam lubang kemaluannya. Bau cairan kewanitaan semakin keras tercium. Vaginanya benar-benar sudah basah. Tiba-tiba dia menjambak rambutku dengan kuat, dan menggerakkan badannya naik turun dengan cepat dan kasar. Lalu dia menegang, dan tenang. Saat itu juga aku merasakan cairan hangat semakin banyak mengalir keluar dari liang kewanitaannya. Kujilati semuanya.

"Ohh.. God.. Bener-bener hebat kamu Mas Son.. ahh.. ngak kuat lagi deh untuk berdiri.. shitt..!" dia terbujur lemas di sampingku.
Aku hanya tersenyum, lalu Mbak yang tadi mengulum batang kejantananku kini mulai mengangkangkan kakinya di atas senjataku. Dan, "Bless.." dimasukkannya batangku pada lubangnya yang hangat dan sudah basah sekali.
Dia pun mulai menggoyangkan tubuhnya perlahan-lahan. Pertama dengan gerakan naik turun, lalu disusul dengan gerakan memutar. Wah.., Mbak ini rupanya sudah profesional sekali. Lubangnya kurasakan masih sangat sempit, makanya dia juga hanya berani gerak perlahan-lahan tetapi teratur.

Dengan posisinya itu, Mbak itu terlihat sangat cantik dan seksi, buah dadanya tergantung sangat menantang. Aku dengan posisi setengah duduk berusaha untuk menghisap susunya. Dia mengerang dan gerakannya bertambah cepat, jariku berusaha mencari lubang pantatnya yang saat ini menganga karena posisinya yang sedang berjongkok di atas batang kejantananku. Dengan mudah aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang pantatnya. Cairan dari vaginanya dan penisku membasahi lubang pantatnya, dan terasa sangat licin dan lengket. Aku mempermainkan jariku mengikuti irama turun naik badannya, dia terlihat menikmati sambil melempar kepalanya ke belakang.
Dia kemudian mengerang, "Ooocchh.. aachh.. yess..!"

Aku mencoba memasukkan jari kedua ke dalam lubang pantatnya, dan berhasil dengan mudah, lubangnya basah dan licin sekali. Dengan dua jari memasuki lubang pantatnya, dan batang kejantananku di vaginanya, dia setengah berteriak bilang, "Mas Son.., aku mau keluar.., ohh.. yess..!"
Dia berhenti naik turun dan menekan vaginanya keras-keras ke pangkal batangku, dan tidak lama terasa lubang kemaluannya berdenyut dengan keras. Dia mengerang dengan keras sambil memelukku dengan kuat. Dengan pijitan vaginanya, aku tidak dapat menahan diri dan bilang ke dia kalau aku juga akan keluar.
"Please.., give it to me, I want to feel it inside me.." katanya menjawab desahanku tadi.

Semprotan spermaku terasa sangat kuat dan banyak sekali. Bersamaan dengan semprotan itu, dia bilang, "Aku keluar lagi Mas Son.., oocchh.. it so goodd.."
Pantatnya ditekan keras-keras ke bawah, seakan-akan batang kejantananku kurang dalam memasuki liangnya. Kedua jariku kutekan dalam-dalam ke lubang pantatnya sambil digoyang-goyangkan di dalamnya. Terasa batang kemaluanku di dalam dibatasi oleh dinding pantat dan vaginanya. Dengan tetap memeluk tubuhku, dia merebahkan diri ke lantai yang dingin itu. Kakinya melingkar di pinggangku dan penisku tetap berada di dalam vaginanya.
Wajah, mata, dahi, hidung, pokoknya seluruhnya habis diciumi oleh Mbak itu sambil berkata, "Terima kasih Mas.. Mas Sony memang perkasa."

Melihat aku sudah selesai dengan temannya yang sudah tertidur itu, Mbak yang satunya mulai beraksi. Setelah selesai membersihkan batang kejantananku, Mbak yang tadi tertidur langsung menjilat batang kemaluanku lagi. Dengan tetap bersemangat, batang penisku dihisap dan dimasukkan ke dalam mulutnya.
Dengan cepat batang kejantanku menjadi keras lagi, dan dia berkata, "Mas Son, please fuck me from behind."
Dia terus membelakangiku, dan pantat serta vaginanya terlihat merekah dan basah. Sebelum aku memasukkan bnatang kemaluanku, kujilat dulu vaginanya dan lubang pantatnya. Tercium bau sabun LUX di kedua lubangnya, dan sangat bersih.
"Boleh juga nih cewek.." kupikir.
Cairan dari vaginanya mulai membasahi bibir kemaluannya, ditambah dengan ludahku.

Dari ujung penisku terlihat cairan menetes dari lubangnya. Kuarahkan penisku ke lubang vaginanya, dan menekan ke dalam dengan perlahan sambil merasakan gesekan daging kami berdua. Suara becek terdengar dari penisku dan vaginanya, dan cukup lama aku memompanya dengan posisi ini. Dia kemudian berdiri dan bersandar ke dinding sambil membuka pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat ke atas, dari bawah vaginanya terlihat sangat merah dan basah.
"Ayo Mas.., masukkan kontolnya.. please now." katanya sudah tidak sabaran.
Aku dengan senang hati berdiri dan memasukkan penisku ke vaginanya. Dengan posisi ini aku bergerak mememasuk-keluarkan penisku.

Sambil memeluk tubuhku dan berciuman, dia bilang, "Mas Son aku mau keluar, kita sama-sama Mas.. ohh.. yess..!"
Vaginanya diperkecil dan memijat penisku, dan dengan bersamaan kami emncapai puncak kenikmatan itu. Aku masih dapat juga keluar, walaupun tadi sudah keluar banyak sekali. Dan yang kali ini sama enaknya.

 Kami bertiga tertidur, aku dipeluk sama dua Mbak-Mbak yang asoy itu.
Tetapi tiba-tiba.., "Sari.. Mira.., apa-apaan ini..? Disuruh kerja kok malah tidur. Ayo bangun..!" tiba-tiba suara itu muncul.
Aku terbangun dan melihat wanita cantik yang umurnya mungkin diatas Mbak-Mbak itu. Langsung saja kedua Mbak-Mbak itu berpakaian.
Ketika aku mau berpakaian, "Kamu anak muda.. cepet masuk dan jangan dipakai dulu bajunya.. kamu belum selesai ditest.. ngerti..? Ayo cepet masuk ke ruanganku..!" katanya.
Setelah itu aku masuk ke ruangannya, tante cantik itu pamit ke kamar mandi.

Setelah menunggu sendirian di ruang kerjanya, aku iseng-iseng membuka album foto di depanku. Setelah kubuka, betapa terkejutnya diriku, semua foto disitu membuat batang kejantananku menjadi naik lagi. Ada foto seorang cewek dan cowok telanjang. Aku takut nanti ketahuan, maka langsung kututup album itu. Di ruangan itu terdapat rak-rak audio-video. Setelah kuperiksa, ternyata ada beberapa keping CD dan VCD. Aku curiga dengan dua keping VCD yang tidak ada sampulnya. Maka, langsung saja kumasukkan CD-nya, terus kuputar. Saat muncul opening scene, disitu tertulis, "SEX Intertainment, Ltd"
"Aduh..! Pasti film biru.." pikirku.
Dan ternyata benar, isinya film BF, judulnya "Daun Muda". Disitu adegan antara cewek seusia tante-tante yang vaginanya dimasuki penis para perjaka muda. Terus ada juga adegan 69, tante-tante itu dengan rakusnya melahap batang kemaluan para cowok-cowok muda.

Karena teransang, aku mengelus-elus batangb kejantananku yang sudah tegang. Lalu tiba-tiba terdengar tawa kecil di belakangku. Aku kaget, malu dan salah tingkah, karena tante cantik itu sudah berada di belakangku. Langsung saja kumatikan TV-nya, lalu aku tertunduk malu sambil melihat batang kemaluanku yang mulai mengecil.
"Kamu suka juga ya rupanya. Aduh besar juga ya punyamu. Kamu benar-benar cowok yang masih hijau Sayang.."
Aku tersenyum, dan tidak berani melihat wajahnya.
"Eee.. siapa namanya tadi..?" katanya.
"Sony, tante.." kataku.
"Ooo.., Sony. Sony sayang, kamu udah sering gitu juga kan..?" katanya.
"Eee.. cuman sekali Tante, dengan pacar Sony di kampung." kataku.
"Satu apa dua.. hayoo ngaku aja dech. Tadi ama pegawai Tante kamu ngeseks juga khan..?" katanya.
"Oh.. ya.. ya.. Sony lupa.. hee.. hee.." jawabku sambil menatapnya.

Tante itu memakai baju ketat, sehingga susunya yang lebih besar dari kedua Mbak tadi seakan memanggilku untuk menyentuhnya. Bagian bawahnya hanya memakai rok super mini, sehingga kedua kaki jenjangnya terlihat begitu putih dan mulus. Kemudian tante cantik itu duduk di sebelahku. "Tante tadi lagi buang air, tapi terus terdengar suara TV masih nyala. Tapi suaranya kok ah.., uh.., ah.., uh. Terus tante intip kamu lagi ngocok punyamu. Kamu nggak tahu ya..?"
"Ya Tante.." kataku.
"Sony sayang, kamu benar-benar ingin jadi model..? Apa sih tujuanmu Sayang..?" tanyanya.
"Sony cuman butuh uang dan pekerjaan, Tante." kataku.
"Cuman itu, nggak ada yang lain, Sayang..?" katanya."Ya Tante.. cuman itu." kataku.
"Kamu mau kalau Tante suruh apa aja..?" katanya lebih mengorek.
"Sony akan nurut ama Tante, asalkan Sony dapat uang, Tante.." kataku.

"Kamu betul-betul cowok lugu Sony sayang.. Tante akan menolong kamu. Kamu mau Tante ajarin sex tingkat tinggi, Sayang..?" katanya.
"Sony akan lakukan apa yang Tante suruh, tapi Sony ingin tahu nama Tante dulu, khan kita belum berkenalan tadi.." kataku.
"Nama lengkap Tante, Juliet atau biasa dipanggil Nyi Ringin Ireng.." katanya.
"Kok namanya aneh Tante.. apa maksudnya nama itu..?" tanyaku.
"Begini Syang, 'Nyi' itu 'cewek dewasa', terus 'Ringin' itu 'pohon beringin' atau bisa dimaksudkan 'hutan', yang artinya bulu-bulu di tubuh Tante, di ketek, di kemaluan, dan lain-lain.. terus 'Ireng' itu 'hitam'. Kamu khan tahu bulu itu warnanya hitam.. begicu Sony, ngerti khan..?" katanya.
"Sony ngerti Tante. Oh ya, Tante jadi nggak ngajarin Sony ilmu sex tingkat tinggi..?" kataku.
"Tentu Sony sayang. Tante akan tunjukin kebisaan Tante yang telah membuat cowok-cowok di seluruh nusantara ini ketagihan.."

Tangannya memegang kedua pipiku, "Son kamu ganteng dech.."
Lalu kupeluk dia, kucium pipinya, lalu keningnya.
"Ayo Tante.., ajarin Sony, bimbing Sony.., kasih tau Sony harus gimana saja. Tante khan juara dunia sejati. Tante khan udah punya jam terbang banyak. Tunjukin itu dong Tante..!" kataku.
"Sabar Sony sayang.., Tante akan ajarkan bagaimana ngesex dengan benar.." katanya seraya mencium bibirku.
"Ayo peluk Tante, Sony sayang..!"
Lalu aku mengangguk, terus memeluknya dan mengelus rambutnya yang indah itu. Tante Juliet berdiri, dan menghampiri rak audio, terus dia memutar CD lagu-lagu House.

Lalu tante kembali menghampiriku.
"Sony sayang..," bisiknya.
"Mm.., beri Sony ilmu itu, Tante..!"
Lalu kupeluk Tante Juliet dengan erat.
"Apa yang harus Sony lakukan, Tante..?" kataku.
"Sony pingin merasakan sesuatu yang indah bersama Tante..? Tante juga Sony sayang, Tante ingin merasakan batangmu itu merobek punya Tante." katanya sedikit bermanja.
"Sony sayang, menurut kamu Tante masih menarik nggak sih..?"
Aku agak bingung dan hanya dapat mengangguk memberi jawaban.
"Sony sayang, ayo cium bibir Tante sayang..!"
Lalu adegan pagutan ke bibir, leher, telinga dan tengkuk mulai kulancarkan. Tubuh Tante Juliet mulai bergetar.

Dengan instingku yang baru saja dipupuk, kuraba puting kirinya perlahan.
"Uhh, ya gitu Sayang, teruskan..!" dengusnya.
Kurasakan debar jantungnya meningkat. Lantas hidungku dan mulutku mulai mengecup bahunya yang terbuka, karena baju atasnya kubuka sedikit. Dia menggeliat.
"Nikmat sekali Sayang.. kamu pinter Son..!" bisiknya sambil matanya tetap terpejam.
Kini kedua tangannya memegangi tanganku. Matanya masih terpejam. Lalu tangan Tante Juliet memegangi tanganku. Sekarang matanya terbuka. Dia tersenyum. Kukecup bibirnya lembut, lalu pipinya, telinganya, dan tengkuknya.

"Apa lagi sekarang, Tante..?" bisikku.
"Ayo ciumi leher Tante yang jenjang ini Sony sayang..!" katanya.
Lalu kucium lehernya, kurasakan debar jantungnya dan bunyi nafasnya yang mengeras. Lalu tangan kirinya diangkat untuk memegangi tengkuknya sendiri. Saat sekilas kutatap bagian ketiaknya, kulihat sesuatu yang luar biasa. Bulu ketiak Tante Juliet ternyata lebat sekali. Aku terkesiap. Wow..! seperti tidak percaya melihat bulu hitam rimbun itu menghiasi bagian bawah lengannya. Kuangkat tangan kanannya. Sama lebatnya. Wow..! Aku belum pernah melihat bulu ketiak selebat itu. Dengan lembut kuraba kedua ketiak itu.

"Nggak pernah dicukur ya Tante..?" kataku penasaran.
"Sony sayang, seorang cewek yang bulu keteknya lebat itu berarti nafsunya tinggi sekali sayang.. Coba kamu rasakan nikmatnya.." katanya.
Lalu kucium ketiak berbulu lebat itu. Wow..! Enak e rek..! Bau asli tubuh aduhai itu menyergap hidungku. Bau alami itu bertambah dengan bulu lebat, sepanjang hampir 6-9 cm. Dari ketiak kanan, aku pindah ke ketiak kiri. Sama, ternyata aroma dan sensasi bulunya yang sebelah kiri dengan yang kanan tidak berbeda. Aku terangsang sekali, sehingga batang kejantananku tambah menegang. Dengan hidung dan mulut di ketiak kirinya, kedua tanganku meraba kedua puting susunya. Keras sekali. Kupegang lembut susunya yang tergantung itu. Kenyal sekali. Nafsuku semakin berkobar.

Akhirnya baju atasnya itu kulepas. Dan, wow..! Susunya besar dan kencang, dengan puting mungilnya yang mengeras. Puting itu berwarna kecoklatan.
"Ayo remas susu Tante, Son..!" katanya.
Lalu kuremes pelan kedua susunya.
"Oh yess..! Nikmat Son.., teruskan Sayang..!"
Kuciumi lehernya, tengkuknya, telinganya, bahunya, dan ketiaknya sambil mempermainkan puting dan payudaranya.
"Tante, Sony suka ketek berbulu lebat Tante, tetek dan puting Tante juga, ehm.."
Tante Juliet tersenyum, kupandangi tubuh indah itu yang sekarang tinggal bercelana dalam tipis.

Baru kusadar, di bawah pusarnya tampak segitiga warna hitam. Bentuknya mirip celana dalam, jadi bila tante tidak pakai celana dalam, itu bukanlah masalah, karena bulu-bulu kemaluannya sudah membentuk celana dalam. Itu pasti bulu kemaluannya yang dia bilang seperti hutan beringin. Aku jadi tambah penasaran. Aku tambah begitu bernafsu ingin tahu, dan Tante Juliet rupanya tahu hal itu.
"Sony sayang, kamu pingin liat 'hutan Kalimantan'-ku yang lain ya..?"
"Biar Sony lihat sendiri ya Tante..?" kataku.
Lalu aku menciumi pusarnya, dan turun ke bawah tanpa membuka celana dalamnya, hingga kurasakan bulu tebal tergesek ke hidungku, hingga jadi geli ingin bersin. Setelah itu kusisipkan jariku ke celana dalamnya. Kurasakan ketebalan bulu kemaluannya yang lebat. Aku tidak tahu dimana klitoris dan labia mayoranya.

"Rasakan Son, pasti kamu tahu, ayo.. do it..!" katanya.
Berkat tuntunannya, jemariku mulai tahu mana yang klitoris, mana yang labia mayora. Jemariku basah sekali karena cairan dari vagina yang berbulu lebat itu. Celana dalam tante jadi basah, sehingga semakin menempel ke vulva, dan bulu lebat itu makin terlihat jelas.
"Ayo sekarang buka CD Tante.. please..! Tante udah nggak tahan nich..!" katanya.
Lalu dipeganginya kepalaku yang setengah plontos, lalu digesek-gesekkan ke celana dalamnya yang basah kuyup dengan aroma yang khas dari vaginanya itu.

"Stop Son.. Tante udah nggak tahan Son..!" katanya.
Tiba-tiba dia melepas celana dalamnya, dan melemparkannya ke lantai. Lalu, wow..! Luar biasa, benar dugaanku.. bulu lebatnya membentuk segitiga seperti celana dalam. Lalu kunaikkan kaki kanannya ke kursi kerjanya. Wah..! Luar biasa. Kelebatan bulu kemaluannya menutupi vulva. Kusibakkan bulu kemaluannya itu, lalu tampaklah vulva yang berwarna agak gelap, kecoklatan, bukan kemerahan, bukan coklat muda. Aku terkesima. Kusibak dan belai bulu kemaluannya yang sedikit basah itu. Aku terus memandanginya. Lalu kuraba klitorisnya yang menyembul keras dan agak gelap itu.
"Ohh.. hhmm.. kamu nakal ya..!" katanya.

Batang kemaluanku kian menegang, kulihat ada tetesan maniku. Aku menghela nafas.
"Sekarang giliran batangmu ya, Sayang..?" kata Tante Juliet yang kemudian duduk di kursi kerjanya itu.
Aku yang dari tadi sudah telanjang dengan batang kejantanan yang menegak lalu mendekat ke tempat Tante Juliet duduk. Tante Juliet terkesima, terus dipandanginya batang kemaluanku. Tante Juliet langsung menggenggam batang kejantananku dengan kedua tangannya sekaligus, sepertinya dia mengukur panjang batang kemaluanku.
"Wow.., Son punya kamu dua kali genggaman tanganku.." katanya.
Kemudian dia menggenggamnya, tidak terlalu keras, sesaat saja, lalu dilepas.
"Panas sekali punyamu Son.." bisiknya mesra.

Tidak lama kemudian, batang kejantananku mulai dilahap oleh Tante Juliet. Mulutnya yang sensual itu seperti karet, mampu mengulum hampir seluruh batangku, membuatku seakan-akan terlempar ke langit ke-7 merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Dengan ganasnya, mulut Tante Juliet menyedoti penisku, seakan-akan ingin menelan habis seluruh isi batangku. Tubuhku terguncang-guncang dibuatnya. Dan Tante Juliet nan rupawan itu masih menyedot dan menghisap batang kejantananku tersebut. Belum puas dengan yang itu, Tante Juliet mulai menaik-turunkan kepalanya, membuat penisku hampir keluar setengahnya dari dalam mulutnya, tetapi kemudian masuk lagi. Begitu terus berulang-ulang dan bertambah cepat. Gesekan-gesekan yang terjadi antara permukaan penisku dengan dinding mulut Tante Juliet membuatku hampir mencapai klimaks untuk kedua kalinya. Apalagi ditambah dengan permainan mulut Tante Juliet yang semakin bertambah ganasnya. Beberapa kali aku mendesah-desah.

"Ohh.. yess.. Tante sungguh hebatt.. ohh.. Tante udah ya.. Sony nggak tahan nich..!" kataku.
Kami menuju sofa, terus duduk berdua berhadapan telanjang. Terus kucium bibirnya, pipinya, dan keningnya. Terus dia berdiri.
"Mau kemana Tante..?" tanyaku.
"Ambil minuman Sayang.., tenggorokanku kering habis ngemut punyamu.."
Tante Juliet berjalan menuju kulkas, mengambil botol besar Coca-Cola. Aku sangat teransang sekali sewaktu dia berjalan membelakangiku. Dia berjalan dengan menggoyangkan pinggulnya sambil kedua tangannya diangkat ke atas, sehingga kedua ketiaknya yang lebat itu terlihat samar. Ohh.. pantatnya yang bulat dan besar itu seakan membuatku jadi salah tingkah, sehingga kemaluanku bangun lagi. Lalu saat dia kembali ke sofa, terlihatlah sekarang dengan jelas bulu ketiaknya dan bulu kemaluannya yang lebat itu, dan lagi susunya yang besar itu, ohh..

Lalu kami minum bergantian dari botol yang sama. Kemudian bersandar ke sofa, sama-sama diam.
"Gimana Tante, udah segar sekarang..?" tanyaku.
"Ya dong Sayang.. aduhh.. punya kamu koq kecil lagi..?" katanya sambil mengelus kemaluanku, dan aku hanya tersenyum.
"Sony sayang, jilatin punya Tante dong Sayang..!" katanya sambil terus berdiri di depanku.
Lalu kucium paha kanannya, lalu kiri, lalu kanan, lalu kiri lagi, lalu pusarnya.
"Ohh.. yeess.. teruskan Sayang.. ohh.. sedepp.. ahh..!" katanya.
Karena nafsunya, akhirnya Tante dengan tidak sabar langsung menarik kepalaku dan wajahku ditempelkannya ke bibir kemaluannya yang penuh dengan bulu lebat itu. Kunaik-turunkan lidahku di vagina yang lebat bulu itu. Lantas dia mengangkat satu kakinya di sofa.

"Ayo jilat lebih dalam Sony sayang..!" katanya.
Dengan lembut kugesekkan lidahku ke klitorisnya, lalu labia mayoranya. Aku merasakan begitu banyak cairan yang keluar.
"Ayo sayang sedot cairan Tante.. ohh.. yeess..!" katanya sambil mendesis.
Lalu langsung saja aku menyedotnya, "Slurping.., lumayan juga ya Tante.. segar juga.."
Mungkin inilah jamunya seorang pria, cairan vagina wanita lajang yang masih virgin. Tante Juliet tidak tahan dengan perlakuanku, badannya terutama kakinya sampai gemetar bagai terkena setrum, lalu dia duduk di sofa dengan kakinya dibukanya lebar-lebar.

"Ayo sayang, bikin Tante keluar.. ohh.. yess..!" katanya.
Kepalaku menyeruak masuk ke dalam, terus kedua kakinya kuangkat, sehingga terkuaklah bagian bibir kemaluannya. Kujulurkan lidahku ke liang senggamanya yang basah itu. Kujilat.., lepas.., jilat.., lepas.., kudiamkan, berulang-ulang, Tante Juliet jadi gemas dibuatnya.
"Ayo dong Sayang. Kamu jahat deh.., Son. Tante udah nggak tahan nich..!" katanya.
"Ya Tante, maafkan Sony.." kataku.
"Ayo Son, tunggu apa lagi.. cepet bikin Tante keluar..!" katanya sambil mendesis lagi.
Dengan kedua jempolnya, tante merentangkan bibir vaginanya agar lebih terbuka. Merah tua kecoklatan dan mengkilat basah terlihat jelas warna vaginanya. Klitorisnya mengeras, seperti biji kacang garing cap "Garuda".. ini kacangku.

Lalu dengan lembut kutempelkan ujung lidahku ke klitorisnya yang mulai keras itu. Terus kulanjutkan dengan ilmu jilatan ala Shaolin seperti yang diajarkan Tante Juliet.
"Ahh.. yess.., nikmat.., terus dong Sayang..!" katanya.
Sekarang lidahku mulai bermain dengan kecepatan 350 km/jam.. Klitoris itu kujilati terus.. terus.. dan terus.. Hingga tubuh tante bergetar hebat. Lidahku terus menjelajah ke labia mayora, sampai banjir permukaan vaginanya.

"Ouhh.. yess.. Son.. kamu pintar deh.." katanya.
Lalu aku sekarang duduk di sofa dan tante langsung jongkok di depanku dan menyuruhku membuka kaki lebar-lebar. Batang kejantananku yang sudah tegang itu tepat berada di depan wajahnya. Lalu dia mulai menjilati kakiku, mulai dari jempol kakiku dan yang lainnya. Dia naik ke betisku yang berbulu lebat, persis hutan di Kalimantan. Ohh.. lalu naik lagi ke pahaku, dielusnya dan dijilatinya, ohh.. setelah itu dia berpindah ke lubang anusku. Diciumnya, dijilatinya dan ohh.. dimasukkannya jari tengahnya ke lubang anusku. Ohh.. nikmatnya. Lalu dia mulai mengelus-elus batang kemaluanku dan tangan satunya memijit-mijit 'my twins egg'-ku. Aahh.. aku mengerang kenikmatan.

Kemudian dia memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, dia hisap batang penisku, terus diemut-emutnya. Dia gerakkan kepalanya naik-turun dengan batang kemaluanku masih berada di dalam mulutnya. Terasa ujung kepala kemaluanku menyentuh tenggorokannya dan masih terus dia tekan. Semua batang kejantananku ditelan oleh Tante Juliet, lidahnya menjilat bagian bawah penisku dan bibirnya dibesar-kecilkan. Sebuah rasa yang tidak pernah kubayangkan. Batang kemaluanku kemudian dikeluar-masukkan, tetapi tetap masuk seluruhnya ke tenggorokannya.

Setelah beberapa lama dihisap dan dikeluar-masukkan sambil tangan yang satu memeras biji kemaluanku dan tangan yang satu lagi dimasukkannya ke dalam lubang pantatku, terasa aku sudah mau keluar, dan kubilang sama Tante Juliet, "Tante.. Sony mau keluar.. ohh.."
Dikeluarkannya batang penisku dan bilang, "Go on come in my mouth. I want to taste and drink your cum, Sony.. hhmm..!"
Batangku dimasukkannya lagi, dan sekarang dia memasukkan dengan lebih dalam dan dihisap lebih keras lagi.

Setelah beberapa kali keluar masuk, cairanku keluar di dalam mulut tante, dan langsung ke dalam tenggorokannya, terasa tengorokannya mengecil dan jari di lubang pantatku lebih ditekan ke dalam lagi, sampai semuanya masuk. Aku benar-benar merasakan enak yang sulit dikatakan. Perlahan-lahan dikeluarkannya batang kemaluanku.
"Punya kamu enak Sony sayang.. Tante suka..!" katanya.
Lalu kuangkat tubuh Tante Juliet ke lantai, dan kubaringkan. Perlahan kubuka pahanya lebar-lebar. Liang senggamanya yang tertutup bulu lebat itu mungkin sudah terbuka agak lebar, habis pandanganku tertutup bulu yang lebat itu.

"Tante, Sony udah nggak tahan nich..!" kataku memohon.
"Sabar dong Sayang.. biar Tante yang memasukkan batangmu, ya..?" katanya.
Lalu tangan tante memegang penisku, dan membimbingnya ke lubang kenikmatannya.
"Tekan disini Son.. pelan-pelan yaa..!"
Lalu dengan hati-hati dia membantuku memasukkan penisku ke dalam liang senggamanya. Belum sampai setengah bagian yang masuk, dia sudah menjerit kesakitan.
"Aaa.. sabar Sayang.. oohh.. pelan-pelan Son..!" tangan kirinya masih menggenggam batang kejantananku, menahan laju masuknya agar tidak terlalu keras, sementara tangan kanannya meremas-remas rambutku.
Aku merasakan batang kejantananku diurut-urut di dalam liang kewanitaannya. Aku berusaha untuk memasukkan lebih dalam lagi, tetapi tangan tante membuat panisku susah untuk memasukkan lebih dalam lagi. Aku menarik tangannya dari batang penisku, lalu kupegang erat-erat pinggulnya.

Kemudian kudorong batang kejantananku masuk sedikit lagi, "Ohh.. yeess.. ohh.. sshh.. aachh.. ohh.. Sayang..!" kembali tante mengerang dan meronta.
Aku juga merasakan kenikmatan yang luar biasa, tidak sabar lagi kupegang erat-erat pinggulnya supaya dia berhenti meronta. Lalu kudorong sekuatnya batangku ke dalam lagi. Kembali tante menjerit dan meronta dengan buasnya.
Aku berhenti sejenak, menunggunya tenang dulu, lalu, "Lho koq berhenti.., ayo goyang lagi donk Son..!" katanya.
Lalu aku menggoyangkan penisku keluar masuk di dalam vaginanya. Tante terus membimbingku dengan menggerakkan pinggulnya seirama dengan goyanganku. Lama juga kami bertahan diposisi seperti itu. Kulihat dia hanya mendesis sambil memejamkan mata, menikmati irama permainan kami.

Tiba-tiba kurasakan bibir kemaluannya menjepit penisku dengan sangat kuat, tubuh tante mulai menggelinjang, nafasnya mulai tidak karuan, dan tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.
"Ohh.. ohh.. Sayang.., Tante udah mo keluar nich.. sshh.. aahh.." katanya dengan goyangan pinggulnya sekarang sudah semakin tidak beraturan, "Kamu kuat sekali Sayang..!" sambungnya.
Aku semakin mempercepat goyanganku.
"Aaahh.. Tante.. keluar Son.., ohh.. endangg..!" dia mengelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku.Aku semakin bersemangat menggenjot.
Aku juga merasakan bahwa aku akan keluar tidak lama lagi, dan akhirnya, "Ahh.. sshh.. ohh..!" kusemprotkan cairanku ke dalam liang kenikmatannya.
Lalu kucabut batang kemaluanku dan terduduk lemas di lantai.

"Kamu hebat Sayang.. udah lama Tante nggak pernah klimaks.. oohh..!" katanya girang.
"Ohh.. Sony cape' Tante.., udah tiga kali baginian.. uhh..!"
Tante kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sehabis tante dari kamar mandi, dia menuju ke arahku lagi dan membersihkan batang kejantananku dengan lap.
Sambil membersihkan penisku, dia berkata, "Son.., kamu belum selesai ditest.. sekarang kamu kerjain Tante dari belakang ya..?" katanya.
Dia terus membelakangiku dan pantat serta vaginanya terlihat merekah dan basah, tetapi bekas-bekas spermaku sudah tidak ada.

Sebelum kumasukkan batang kejantananku, kujilat dulu kemaluannya dan lubang pantatnya. Tercium bau sabun di kedua lubangnya, dan sangat bersih. Cairan dari vaginanya mulai membasahi bibir kemaluannya, ditambah dengan ludahku. Dari ujung penisku terlihat cairan menetes dari lubangnya. Kuarahkan batang penisku ke lubang vaginanya, dan menekan ke dalam dengan pelan sambil merasakan gesekan daging kami berdua. Suara becek terdengar dari kemaluan kami berdua, dan cukup lama aku memompanya dengan posisi ini.
Tante kemudian berdiri dan bersandar ke dinding sambil membuka pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat ke atas. Dari bawah, vaginanya terlihat sangat merah dan basah.
"Ayo.., masukin lagi sekarang, Son..!"
Aku dengan senang hati berdiri dan memasukkan batang penisku ke lubang vaginanya. Dengan posisi ini aku mengeluar-masukkan kejantananku lebih bersemangat. Setiap kali aku mendorong batang kejantananku ke liang senggamanya, badan tante membentur dinding.
Sambil memeluk tubuhku dan berciuman, dia berkata, "Son.., Tante mo keluar nich..!"
Lalu bibir vaginanya diperkecil dan memijat batang penisku. Kami keluar bersamaan, aku masih bisa juga keluar walaupun tadi sudah keluar dua kali. Dan yang kali ini sama enaknya dengan yang sebelumnya.
"Sony.., kamu benar-benar hebat.. kamu lulus Sayang..!" katanya sambil memeluk dan mencium bibirku.
Terus kami berdua mandi untuk membersihkan badan kami.

Nah.., mulai sejak itu, aku menjadi seorang gigolo yang kerjanya hanya memuaskan cewek-cewek kaya yang butuh kepuasan.

No comments:

Post a Comment

You Comment I Follow

 

Mengenai Saya

Most Reading

Powered by Blogger.